Daftar Blog Saya

Jumat, 05 Juni 2015

koagulasi

Koagulasi, Kestabilan Koloid, Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Disusun oleh : Kelompok 4
Anggota: 1. Chaysar Triandi Elsya
  2. Intan Pratiwi
        3. Kholid Makhrus
                           4. Mutiara Anugraini Lu’lu’an
           5. Ninda Dwi Lestari
                                                   6. Uci Apriani
                              Kelas : XI. Mia 5
                              Guru Pembimbing : Zulmahdi Muhi S.Pd
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpah rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul koagulasi, kestabilan koloid, koloid liofil dan koloid liofob. Shalawat serta salam tak lupa kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas pendidikan biologi kami dalam pembelajaran lebih lanjut dan merupakan bentuk tanggung jawab nyata kami terhadap tugas yang telah diberikan.
Kami tau makalah ini tidak sempurna, kami meminta maaf jika ada kesalahan karena kami masih dalam proses belajar.
Kami berharap makalah yang kami buat ini bermanfaat dan dapat dijadikan pembelajaran hidup bagi kami dan pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

                                                                    Sekayu, 13 Mei 2015

                                                    Penyusun






DAFTAR ISI

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .     v

Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .    vi

BAB I  : PENDAHULUAN
A.   Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .    1
B.   Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .     1

BAB II   : PEMBAHASAN 
A.   Koagulasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .    2
B.   Kestabilan Koloid  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .    3
C.   Koloid Liofil dan Koloid Liofob. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   4

BAB  III  : PENUTUP
A.   Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .    7
B.   Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .    7
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .    8











BAB 1
PENDAHULUAN
a.     Latar Belakang
Dispersi koloid dapat mengalami peristiwa penggumpalan atau koagulasi. Peristiwa koagulasi pada koloi dapat terjadi akibat peristiwa- peristiwa kimia. Peristiwa kima mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan.
Darah merupakan sol butir- butir darah merah yang terdipersi dalam plasma darah. Jika darah dipanaskan, darah akan menggumpal. Sebaliknya, agar gara akan menggumpal jika didinginkan. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi misalnya: pencampuran koloid yang berbeda muatan dan adanya elektrolit.
Suatu produk industry dalam bentuk koloid yang stabil misalnya, krim  minyak rambut, krim pembersih muka, bedak cair, dan obat- obatan merupakan emulsi.

b.    Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan koagulasi, kestabilan koloid, dan koloid liofil dan kolid liofob ?
2.     Apakah contoh dari koagulasi, kestabilan koloid, dan koloid liofil dan koloid liofob ?
3.     Apakah perbedaan antara koloid liofil dan koloid liofo ?








1
BAB 2
PEMBAHASAN
A.  Koagulasi
Koagulasi merupakan proses penggumpalan atau pengendapan pada koloid yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Hal ini terjadi apabila partikel-partikel koloid tersebut bersifat tidak bermuatan atau netral. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik atau secara kimia. Secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan. Sedangkan secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid. Koloid yang bermuatan negatif akan digumpalkan di anode, sedangkan koloid yang bermuatan positif akan digumpalkan di katode. Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif, sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negative.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi koagulasi, diantaranya:
  1. Pemilihan bahan kimia
    Untuk melaksanakan pemilihan bahan kimia perlu dilakukan pemeriksaan terhadap karakteristik air baku yang akan diolah, seperti suhu, pH, alkalinitas, kekeruhan, dan warna.
  2. Penentuan dosis optimum koagulan
    Untuk memperoleh koagulasi yang baik, dosis optimum koagulan harus ditentukan. Dosis optimum mungkin bervariasi sesuai dengan karakteristik dan seluruh komposisi kimiawi di dalam air baku.
  3. Penentuan pH optimum
    Penambahan garam aluminium atau garam besi, akan menurunkan pH air, disebabkan oleh reaksi hidrolisa garam tersebut, seperti yang telah diterangkan di atas. Koagulasi optimum bagaimanapun juga akan berlangsung pada nilai pH tertentu.
Contoh penerapan koagulasi dalam kehidupan sehari-hari misalnya:
  1. Pada pembuatan agar-agar
  2. Pembentukan delta di muara sungai agar terjadi karena koloid tanah liat dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur elektrolit dalam air laut
  3. karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format
  4. Lumpur koloidal dalam air sungai (sol tanah liat dari air sungau bermuatan negative) dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas (ion Al3+ dari tawas/alumunium silica)
  5. asap dan debu dari pabrik dapat digumpalkan dengan menggunakan alat tertentu, alat itu dinamakan alat koagulasi listrik dari Cottrel
  6. koagulasi sering imanfaatkan pada perusahaan air minum agar diperoleh air minum yang jernih.
Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri :
  1. Pembentukan delta di muara sungai
  2. Karet dalam lateks dengan menambahkan asam format
  3. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas
  4. Asap dan debu dari pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel
Pemeriksaan koagulasi dilakukan dengan metode jar test. Jar tes merupakan metode standar yang dilakukan untuk menguji proses koagulasi. Jar tes yang dilakukan untuk membandingkan kinerja koagulan yang digunakan untuk mengendapkan padatan tersuspensi yang terdapat pada air. Koagulan yang digunakan adalah tawas yang sudah hancur.
2
Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut:
Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya tariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
Gambar di atas memperlihatkan bahwa ion fosfat yang bermuatan 3- tertarik lebih dekat daripada ion klorida yang bermuatan 1-, walaupun konsentrasi ion fosfat itu lebih kecil.

B.  Kestabilan Koloid
    Kestabilan koloid pada umumnya disebabkan oleh adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid, akibat mengadsorpsi ion-ion dari medium pendispersi. Jika larutan asam arsenat direaksikan dengan gas H2S, akan terbentuk larutan arsen(III) sulfida menurut persamaan :
  Oleh karena H2S dalam air dapat terionisasi membentuk ion H+ dan ion HS, arsen(III) sulfida memiliki kemampuan mengadsorpsi ion HS- . Oleh karenanya, pada kondisi tertentu larutan As2S3 akan membentuk koloid bermuatan negatif berupa sol arsen(III) sulfide.
3
     Mengapa sol As2S3 bersifat stabil?Hal ini disebabkan partikel-partikel koloid yang terbentuk bermuatan sejenis, yakni muatan negatif. Menurut konsep fisika, muatan sejenis akan saling tolak-menolak sehingga partikel partikel As2S3 tidak pernah berkoagulasi menjadi endapan.
     Contoh yang lain, misalnya Fe(OH)3 dilarutkan ke dalam air membentuk larutan besi(III) hidroksida. Molekul Fe(OH)3 kurang larut dalam air. Akan tetapi, di dalam air, molekul tersebut dapat mengadsorpsi ion-ion Fe3+ dari medium sehingga molekul Fe(OH)3 menjadi sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif dan sangat stabil .
C.   Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Berdasarkan perbedaan daya adsorpsi dari fase terdispersi terhadap medium pendispersinya yang berupa zat cair, koloid dapat dibedakan menjadi dua jenis.Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar disebut koloid liofil.Sedangkan sistem koloid dimana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil disebut koloid liofob.
Koloid liofil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob kurang stabil.Koloid liofil bersifat lebih stabil, sedangkan koloid liofob bersifat kurang stabil.Koloid liofil yang berfungsi sebagai koloid pelindung.
 1.  Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid atau Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid dimana terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh: agar-agar, sol kanji, agar-agar, lem, cat, dispersi kanji, sabun, deterjen, dan protein dalam air.
4
 2. Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah koloid yang tidak mengadsorbsi cairan atau Koloid liofob (tidak suka cairan)  adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang lemah  atau bahkan tidak ada gaya tarik menarik antara fase terdsipersi dan medium pendispersinya.Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.contohnya sol belerang, sol emas atau dengan kata lain dispersi emas, Fe (OH)3, dan belerang dalam air.
Jika medium pendispersi koloid ini adalah air, maka istilah yang digunakan adalah koloid hidrofil dan koloid hidrofob.Gaya tarik menarik koloid hidrofil yang lebih kuat dibandingkan koloid hidrofob disebabkan oleh keberadaan ikan hidrogen yang terbentuk antara fase terdispersi dan air (medium pendispersi). Sebagai  contoh ikatan hidrogen antara gugus amino (-NH2 atau -NH) molekul protein dan molekul air, ikatan hidrogen antara gugus OH- molekul kanji dan molekul air. Ikatan hidrogen ini tidak ditemukan dalam koloid liofob seperti dispersi emas atau belerang dalam air.










5
MUATAN KOLOID
Muatan koloid yang penting untuk dibahas dalam hal ini meliputi dual hal yaitu elektroforesis dan adsorpsi:
1. Elektroforesis
Partikel2 koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel ini bermuatan. Partikel koloid yang bermuatan negative akan akan menuju anoda (elektroda positif) dan sebaliknya partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju katoda (elektroda negative) gejala ini disebut elektroforesis.partikel2 koloid akan dinetrakkan muatannya dan digumpalkan di bawah elektroda.
Cottrell. Contoh : Cerobong asap, penyaring debu, Cottrell

2. DIALISIS
Dialisis adalah proses penghilangan ion ion yang menganggu kestabilan koloid dengan cara penyaringan. Contohnya proses pemisahan hasil metabolisme dari darah oleh ginjal.










Perbedaan antara koloid liofil dan koloid liofob
Sifat-Sifat
Sol Liofil
Sol Liofob
Pembuatan
Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya
Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya
Muatan partikel
Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
Memiliki muatan positif atau negative
Adsorpsi medium pendispersi
Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
Viskositas (kekentalan)
Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
Penggumpalan
Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan
Sifat reversibel
Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya
Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
Efek Tyndall
Memberikan efek Tyndall yang lemah
Memberikan efek Tyndall yang jelas
Migrasi dalam medan listrik
Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali
Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel











sifat hidrofob dan hidrofil dimanfaatkan dalam proses pencucian pakaian pada penggunaan detergen. Apabila kotoran yang menempel pada kain tidak mudah larut dalam air, misalnya lemak dan minyak.dengan bantuan sabun atau detergen maka minyak akan tertarik oleh detergen. Oleh karena detergen larut dalam air, akibatnya minyak dan lemak dapat tertarik dari kain.
          Kemapuan detergen menarik lemak dan minyak disebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-ujung liofil yang larut dalam air dan ujung liofob yang dapat menarik lemak dan minyak. Akibat adanya tarik-menarik tersebut , tegangan permukaan lemak dan minyak dengan kain menjadi turun dehingga lebih kuat tertarik oleh molekul-molekul air yang mengikat kuat detergen.















6
BAB 3
PENUTUP
a.     Kesimpulan
Koagulasi merupakan proses penggumpalan atau pengendapan pada koloid yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Hal ini terjadi apabila partikel-partikel koloid tersebut bersifat tidak bermuatan atau netral. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik atau secara kimia. Secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan. Sedangkan secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
 Kestabilan koloid pada umumnya disebabkan oleh adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid, akibat mengadsorpsi ion-ion dari medium pendispersi.
Berdasarkan perbedaan daya adsorpsi dari fase terdispersi terhadap medium pendispersinya yang berupa zat cair, koloid dapat dibedakan menjadi dua jenis.Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar disebut koloid liofil.Sedangkan sistem koloid dimana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil disebut koloid liofob.
Koloid liofil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob kurang stabil.Koloid liofil bersifat lebih stabil, sedangkan koloid liofob bersifat kurang stabil.Koloid liofil yang berfungsi sebagai koloid pelindung.

b.     Saran
kita harus bisa menganalisa contoh dari koagulasi, kestabilan koloid, dan koloid liofil dan koloid liofob dalam kehidupan sehari-hari dari contoh sederhana.







7
DAFTAR PUSTAKA

Buku kimia Erlangga kurikulum 2013 kelas XI
























8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar