Koagulasi, Kestabilan
Koloid, Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Disusun oleh : Kelompok 4
Anggota: 1. Chaysar Triandi Elsya
2. Intan Pratiwi
3. Kholid Makhrus
4. Mutiara Anugraini
Lu’lu’an
5. Ninda Dwi Lestari
6. Uci Apriani
Kelas : XI. Mia 5
Guru Pembimbing : Zulmahdi Muhi S.Pd
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah
SWT, atas limpah rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah kami ini yang berjudul
koagulasi, kestabilan koloid, koloid liofil dan koloid liofob. Shalawat
serta salam tak lupa kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas
pendidikan biologi kami dalam pembelajaran lebih lanjut dan merupakan bentuk
tanggung jawab nyata kami terhadap tugas yang telah diberikan.
Kami tau makalah ini tidak sempurna, kami meminta
maaf jika ada kesalahan karena kami masih dalam proses belajar.
Kami berharap makalah yang kami buat ini bermanfaat
dan dapat dijadikan pembelajaran hidup bagi kami dan pembaca.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Sekayu, 13
Mei 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . v
Daftar isi . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . vi
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 1
B.
Rumusan
masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Koagulasi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B.
Kestabilan
Koloid . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . 3
C.
Koloid
Liofil dan Koloid Liofob. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB III : PENUTUP
A.
Kesimpulan . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
B.
Saran . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . 8
BAB 1
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Dispersi koloid dapat mengalami
peristiwa penggumpalan atau koagulasi. Peristiwa koagulasi pada koloi dapat
terjadi akibat peristiwa- peristiwa kimia. Peristiwa kima mekanis misalnya
pemanasan atau pendinginan.
Darah merupakan sol butir- butir
darah merah yang terdipersi dalam plasma darah. Jika darah dipanaskan, darah
akan menggumpal. Sebaliknya, agar gara akan menggumpal jika didinginkan.
Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi misalnya:
pencampuran koloid yang berbeda muatan dan adanya elektrolit.
Suatu produk industry dalam bentuk
koloid yang stabil misalnya, krim minyak
rambut, krim pembersih muka, bedak cair, dan obat- obatan merupakan emulsi.
b.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan koagulasi, kestabilan koloid, dan koloid liofil dan kolid
liofob ?
2.
Apakah
contoh dari koagulasi, kestabilan koloid, dan koloid liofil dan koloid liofob ?
3.
Apakah
perbedaan antara koloid liofil dan koloid liofo ?
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Koagulasi
Koagulasi merupakan proses penggumpalan atau pengendapan
pada koloid yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Hal ini terjadi apabila
partikel-partikel koloid tersebut bersifat tidak bermuatan atau netral. Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik atau secara kimia. Secara fisik seperti
pemanasan, pendinginan dan pengadukan. Sedangkan secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
“Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid. Koloid yang
bermuatan negatif akan digumpalkan di anode, sedangkan koloid yang bermuatan
positif akan digumpalkan di katode. Koagulasi koloid karena penambahan
elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang bermuatan negatif akan menarik
ion positif, sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negative”.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi koagulasi,
diantaranya:
- Pemilihan bahan kimia
Untuk melaksanakan pemilihan bahan kimia perlu dilakukan pemeriksaan terhadap karakteristik air baku yang akan diolah, seperti suhu, pH, alkalinitas, kekeruhan, dan warna. - Penentuan dosis optimum koagulan
Untuk memperoleh koagulasi yang baik, dosis optimum koagulan harus ditentukan. Dosis optimum mungkin bervariasi sesuai dengan karakteristik dan seluruh komposisi kimiawi di dalam air baku. - Penentuan pH optimum
Penambahan garam aluminium atau garam besi, akan menurunkan pH air, disebabkan oleh reaksi hidrolisa garam tersebut, seperti yang telah diterangkan di atas. Koagulasi optimum bagaimanapun juga akan berlangsung pada nilai pH tertentu.
Contoh penerapan koagulasi dalam kehidupan sehari-hari
misalnya:
- Pada
pembuatan agar-agar
- Pembentukan
delta di muara sungai agar terjadi karena koloid tanah liat dalam air
sungai mengalami koagulasi ketika bercampur elektrolit dalam air laut
- karet
dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format
- Lumpur
koloidal dalam air sungai (sol tanah liat dari air sungau bermuatan
negative) dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas (ion Al3+ dari
tawas/alumunium silica)
- asap
dan debu dari pabrik dapat digumpalkan dengan menggunakan alat tertentu,
alat itu dinamakan alat koagulasi listrik dari Cottrel
- koagulasi
sering imanfaatkan pada perusahaan air minum agar diperoleh air minum yang
jernih.
Beberapa contoh koagulasi dalam
kehidupan sehari-hari dan industri :
- Pembentukan
delta di muara sungai
- Karet
dalam lateks dengan menambahkan asam format
- Lumpur
koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas
- Asap
dan debu dari pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel
Pemeriksaan koagulasi dilakukan dengan metode jar test. Jar
tes merupakan metode standar yang dilakukan untuk menguji proses koagulasi. Jar
tes yang dilakukan untuk membandingkan kinerja koagulan yang digunakan untuk
mengendapkan padatan tersuspensi yang terdapat pada air. Koagulan yang
digunakan adalah tawas yang sudah hancur.
2
Koagulasi
koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut:
Koloid
yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang
bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan
membentuk selubung lapisan kedua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu
dekat maka selubung itu akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi
koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya tariknya dengan partikel
koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
Gambar di
atas memperlihatkan bahwa ion fosfat yang bermuatan 3- tertarik lebih dekat
daripada ion klorida yang bermuatan 1-, walaupun konsentrasi ion fosfat itu
lebih kecil.
B. Kestabilan Koloid
Kestabilan
koloid pada umumnya disebabkan oleh adanya muatan listrik pada permukaan
partikel koloid, akibat mengadsorpsi ion-ion dari medium pendispersi. Jika
larutan asam arsenat direaksikan dengan gas H2S, akan terbentuk
larutan arsen(III) sulfida menurut persamaan :
3
Mengapa sol As2S3
bersifat stabil?Hal ini disebabkan partikel-partikel koloid yang terbentuk
bermuatan sejenis, yakni muatan negatif. Menurut konsep fisika, muatan sejenis
akan saling tolak-menolak sehingga partikel partikel As2S3
tidak pernah berkoagulasi menjadi endapan. Contoh yang lain, misalnya Fe(OH)3 dilarutkan ke dalam air membentuk larutan besi(III) hidroksida. Molekul Fe(OH)3 kurang larut dalam air. Akan tetapi, di dalam air, molekul tersebut dapat mengadsorpsi ion-ion Fe3+ dari medium sehingga molekul Fe(OH)3 menjadi sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif dan sangat stabil .
C. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Berdasarkan perbedaan daya adsorpsi dari fase terdispersi
terhadap medium pendispersinya yang berupa zat cair, koloid dapat dibedakan
menjadi dua jenis.Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya
adsorpsi yang relatif besar disebut koloid liofil.Sedangkan sistem koloid
dimana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil
disebut koloid liofob.
Koloid liofil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob
kurang stabil.Koloid liofil bersifat lebih stabil, sedangkan koloid liofob
bersifat kurang stabil.Koloid liofil yang berfungsi sebagai koloid pelindung.
1. Koloid Liofil
Koloid
Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekeliling koloid atau Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid dimana
terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh: agar-agar, sol kanji, agar-agar, lem, cat, dispersi
kanji, sabun, deterjen, dan protein dalam air.
4
2. Koloid
Liofob
Koloid Liofob adalah koloid yang tidak mengadsorbsi cairan
atau Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat
gaya tarik menarik yang lemah atau bahkan tidak ada gaya tarik menarik
antara fase terdsipersi dan medium pendispersinya.Agar muatan koloid stabil,
cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni
pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.contohnya sol belerang, sol emas
atau dengan kata lain dispersi emas, Fe (OH)3, dan belerang dalam air.
Jika medium pendispersi koloid ini
adalah air, maka istilah yang digunakan adalah koloid hidrofil dan koloid
hidrofob.Gaya tarik
menarik koloid hidrofil yang lebih kuat dibandingkan koloid hidrofob disebabkan
oleh keberadaan ikan hidrogen yang terbentuk antara fase terdispersi dan air
(medium pendispersi). Sebagai contoh ikatan hidrogen antara gugus amino
(-NH2 atau -NH) molekul protein dan molekul air, ikatan hidrogen
antara gugus OH- molekul kanji dan molekul air. Ikatan hidrogen ini
tidak ditemukan dalam koloid liofob seperti dispersi emas atau belerang dalam
air.
5
MUATAN KOLOID
Muatan
koloid yang penting untuk dibahas dalam hal ini meliputi dual hal yaitu
elektroforesis dan adsorpsi:
1. Elektroforesis
Partikel2 koloid dapat bergerak
dalam medan listrik karena partikel ini bermuatan. Partikel koloid yang
bermuatan negative akan akan menuju anoda (elektroda positif) dan sebaliknya
partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju katoda (elektroda negative)
gejala ini disebut elektroforesis.partikel2 koloid akan dinetrakkan muatannya
dan digumpalkan di bawah elektroda.
Cottrell. Contoh : Cerobong asap,
penyaring debu, Cottrell
2. DIALISIS
Dialisis adalah proses penghilangan
ion ion yang menganggu kestabilan koloid dengan cara penyaringan. Contohnya
proses pemisahan hasil metabolisme dari darah oleh ginjal.
Perbedaan antara koloid liofil dan koloid liofob
Sifat-Sifat
|
Sol
Liofil
|
Sol
Liofob
|
Pembuatan
|
Dapat dibuat langsung dengan
mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya
|
Tidak dapat dibuat hanya dengan
mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya
|
Muatan partikel
|
Mempunyai muatan yang kecil atau
tidak bermuatan
|
Memiliki muatan positif atau
negative
|
Adsorpsi medium pendispersi
|
Partikel-partikel sol liofil
mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu
terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling
partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
|
Partikel-partikel sol liofob tidak
mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi
partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
|
Viskositas (kekentalan)
|
Viskositas sol liofil >
viskositas medium pendispersi
|
Viskositas sol hidrofob hampir
sama dengan viskositas medium pendispersi
|
Penggumpalan
|
Tidak mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolit
|
Mudah menggumpal dengan penambahan
elektrolit karena mempunyai muatan
|
Sifat reversibel
|
Reversibel, artinya fase
terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat
diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya
|
Irreversibel artinya sol liofob
yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
|
Efek Tyndall
|
Memberikan efek Tyndall yang lemah
|
Memberikan efek Tyndall yang jelas
|
Migrasi dalam medan listrik
|
Dapat bermigrasi ke anode, katode,
atau tidak bermigrasi sama sekali
|
Akan bergerak ke anode atau
katode, tergantung jenis muatan partikel
|
sifat hidrofob
dan hidrofil dimanfaatkan dalam proses pencucian pakaian pada penggunaan
detergen. Apabila kotoran yang menempel pada kain tidak mudah larut dalam air,
misalnya lemak dan minyak.dengan bantuan sabun atau detergen maka minyak akan
tertarik oleh detergen. Oleh karena detergen larut dalam air, akibatnya minyak
dan lemak dapat tertarik dari kain.
Kemapuan detergen menarik lemak dan
minyak disebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-ujung liofil yang larut
dalam air dan ujung liofob yang dapat menarik lemak dan minyak. Akibat adanya
tarik-menarik tersebut , tegangan permukaan lemak dan minyak dengan kain
menjadi turun dehingga lebih kuat tertarik oleh molekul-molekul air yang
mengikat kuat detergen.
6
BAB
3
PENUTUP
a. Kesimpulan
Koagulasi merupakan proses penggumpalan atau pengendapan
pada koloid yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Hal ini terjadi apabila
partikel-partikel koloid tersebut bersifat tidak bermuatan atau netral. Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik atau secara kimia. Secara fisik seperti
pemanasan, pendinginan dan pengadukan. Sedangkan secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Kestabilan koloid pada umumnya disebabkan oleh
adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid, akibat mengadsorpsi
ion-ion dari medium pendispersi.
Berdasarkan perbedaan daya adsorpsi dari fase terdispersi
terhadap medium pendispersinya yang berupa zat cair, koloid dapat dibedakan
menjadi dua jenis.Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya
adsorpsi yang relatif besar disebut koloid liofil.Sedangkan sistem koloid
dimana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil
disebut koloid liofob.
Koloid liofil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob
kurang stabil.Koloid liofil bersifat lebih stabil, sedangkan koloid liofob
bersifat kurang stabil.Koloid liofil yang berfungsi sebagai koloid pelindung.
b.
Saran
kita harus bisa menganalisa contoh dari koagulasi,
kestabilan koloid, dan koloid liofil dan koloid liofob dalam kehidupan
sehari-hari dari contoh sederhana.
7
DAFTAR
PUSTAKA
Buku kimia Erlangga kurikulum 2013
kelas XI
8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar